Rabu, 11 Mei 2016

soal soal tentang pemuaian

1.panjang sebatang alumunium pada suhu 0 oC adalah 2 meter. Koefisien muai   panjang alumunium 2,35 . 10-5 /oC. Panjang alumunium pada suhu 50 oC adalah...
a. 2,0 m
b. 2,01 m
c. 2,002 m
d. 2,00235 m
e. 2,0047 m

2. Pada saat dilakukan pemasangan rel kereta api suhu udara sekitar adalah 27 oC. Panjang tiap batang rel adalah 1,75 meter. Suhu tertinggi yang pernah dicatat di daerah itu adalah 37 oC. Jika koefisien muai panjang besi 1,2 . 10-5 /oC, maka jarak antar rel pada waktu pemasangan agar rel tidak bengkok adalah...
a. 1,2 . 10-5 m
b.1,75 . 10-5 m
c. 1,75 . 10-4 m
d. 2,1 . 10-5 m
e. 2,1 . 10-4 m

3. Sebatang baja pada suhu 20 oC panjangnya 100 cm. Kemudian memuai sehingga panjangnya menjadi 100,1 cm. Jika koefisien muai panjang baja 10-5 /oC maka suhu akhir baja tersebut adalah...
a. 20 oC
b. 80 oC
c. 100 oC
d. 120 oC
e. 200 oC

4. Pada suhu 100 oC luas lempeng alumunium adalah 2,015 m2. Jika luas lempeng pada suhu 0 oC adalah 2 m2 maka koefisien muai luas alumunium adalah...
a. 1,5 . 10-5 /oC
b. 1,5 . 10-4 /oC
c. 2,0 . 10-4 /oC
d. 7,5 . 10-5 /oC
e. 7,5 . 10-4 /oC

5. Selembar baja pada suhu 20 oC memiliki ukuran seperti gambar.

Jika koefisien muai panjang baja 10-5 /oC, maka pertambahan luas pada suhu 60 oC adalah...
a. 0,08 cm2
b. 0,16 cm2
c. 0,24 cm2
d. 0,36 cm2
e. 0,64 cm2

#soal_manubatang 

Jenis - jenis pemuaian

Pemuaian zat adalah peristiwa perubahan geometri dari suatu benda karena pengaruh panas (kalor). Perubahan geometri meliputi bertambahnya panjang, lebar, maupun volume. biasanya diiringi dengan kenaikan suhu zat.
        Jenis-jenis pemuaian zat
1.    Pemuaian Zat Padat
Pemuaian zat padat merupakan peristiwa bertambah panjang, lebar, atau volume suatu benda padat   karena  pengaruh panas (kalor).Contoh pemuaian zat padat seperti pemuaian rel kereta.. Jenis-jenis Pemuaian Zat Padat Benda padat pada prinsipnya mengalami pemuaian di semua bagian benda tersebut (volume) tapi guna memudahkan mempelajarinya, pemuaian zat padat dibagi  menjadi 3.
a.    Pemuaian Panjang
Pemuaian panjang adalah pertambahan panjang benda akibat pengaruh suhu (1 dimensi). Contohnya pada kabel listrik yang terlihat lebih kendor di siang hari jika dibanding pada pagi hari, itulah contoh dari pemuaian panjang. Besarnya pemuaian zar tergantung pada konstanta muai panjang zat dan nilai konstanta tersebut akan berbeda-beda untuk tiap zatnya. Alat yang digunakan untuk menyelidiki pemuaian panjang berbagai jenis zat padat          adalah  musschenbroek.
Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh panjang mula-mula benda, besar kenaikan suhu, dan tergantung dari jenis benda.
Rumus pemuaian panjang
 ΔL= α .Lo. ΔT L = Lo + ΔL L - Lo = α .Lo. ΔT atau L = Lo (1 + α.ΔT).
 ΔL = besarnya pemuaian panjang 
 Lo = panjang mula-mula
 α= constant pemuaian
 ΔT = selisih suhu
 L= panjang setelah dipanaskan
 Lo= panjang mula-mula 
Contoh soal :
Pemuaian panjang Sebuah logam pada mulanya memiliki panjang 20 cm. Kemudian menerima kalor dan suhunya naik sebesar 40 derajat. Jika koefisien muai panjang logam tersebut adalah 0,001/oC Maka berapa panjang logam tersebut setelah suhunya naik?
Jawab: L = Lo (1 + α.ΔT) L = 0,2. (1+0,001.40) L = 0,2. (1+0,04) L = 0,2.1,04 = 0,208
b.    Pemuaian luas
     Bila benda padat berbentuk persegi panjang dipanaskan, terjadi pemuaian dalam arah memanjang dan arah melebar. Dengan kata lain, benda padat mengaalmi pemuain luas. Pemuain luas berbagi zat tergantung pada koefisien muai luas. Contohnya pada pemanasan lempeng tipis logam. Lempeng tipis logam akan mengalami penambahan luas setelah dipanaskan. Kemampuan suatu benda untuk mengalami pemuaian luas sangat ditentukan oleh koefisien muai luas dilambangkan dengan β, Dengan nilai β = 2α.
  Rumus Pemuaian Luas ΔA = Ao.β.ΔT A = Ao + ΔA A = A0 (1+β.ΔT)
Ao = Luas Sebelum dipanaskan
A = luas setelah pemanasan
ΔA = penambahan luas
β = koefisien muai luas
ΔT= selisih suhu (kenaikan suhu)
Contoh soal:
Pemuaian luas sebuah lempeng logam mula-mula mempunyai luas 100 cm2 lalu menerima kalor sehingga suhunya naik 50oC, jika koefisien muai panjang lempeng logam tersebut adalah 0,001/oC. Maka berapa pertambahan luas lempeng logam tersebut?
Jawab  ΔA = Ao.β.ΔT
            ΔA = Ao.2α.ΔT
            ΔA = 1.2.0,001.50 = 0,1 m2 c.
c.    Pemuaian Volume
Pemuaian volume sama juga dengan pertambahan atau pemuaian panjang secara 3 dimensi. Karena itu muai volume sama juga dengan tiga kali muai panjang. Pemuaian volume suatu zat tergantung pada koefisien muai volumenya γ (gamma) dimana γ = 3α .
Rumus pemuaian volum  ΔV = Vo.γ.ΔT V= Vo + ΔV V= Vo(1+γ.ΔT)
ΔV = penambahan volume
Vo = volume awal
ΔT = kenaikan suhu
γ = koefisien muai volume
Contoh Soal
Pemuaian Volume Sebuah kubus dengan rusuk 10 cm dan koefisien muai panjang 0,001/oC.tersebut diberi kaalor sehingga suhu awalnya yang 30oC mejadi 80oC, berapakah pertambahan volume dan volume akhir kubus tersebut?
Jawab: ΔV = Vo.γ.ΔT
            ΔV = 1000.3.o,oo1.(80-50)
            ΔV = 150 cm2
             V= Vo + ΔV V= 1000 + 50 = 1050 cm2
2.    Pemuaian Zat Cair
Pada zat cair pemuaian yang terjadi hanya pemuaian volume, tidak ada pemuaian panjang dan luas. Ini terkait dengan sifat dar zat cair sendiri yang bentuknya berubah-ubah sesuai dengan bentuk wadah yang ditempatinya. Coba isi penuh sebuah panci dengan air kemudia panaskan, beberapa saat kemudian akan ada air yang tumpah dari panci tersebut.Itulah salah satu  contoh pemuaian zat cair.  Rumus pemuaian zat cair secara matematis rumus pemuaian zat cair sama dengan rumus pemuaian volume pada pemuaian zat padat. Besarnya pemuaian zat cair ditentukan dari koefisien muai volume nya  ΔV = Vo.b.ΔT dengan b adalah koefisien muai volume zat cair.
            ΔV adalah penambahan volume
            ΔT adalah selisih suhu.
Contoh soal:
Sebuah panci berisi air penuh dengan volume 4 liter. Air dalam panci tersebut kemudian dipanaskan sehingga mengalami kenaikan suhu sebanyak 80 oC. Berapakah volume air yang akan tumpah dari panci tersebut? (koefisien muai air = 0,004/oC
Jawab : Volume air yang tumpah sama dengan penambahan volume air akibat pemanasan, jadi ΔV = Vo.b.ΔT ΔV = 4 liter.0,004.80 ΔV = 1,28 liter
3.    Pemuaian Zat Gas
Pemuaian Gas Gas juga megalamai pemuaian layaknya pada pemuaian zat cair dan zat padat. Khusus untuk pemuaian zat ini agak berbeda dengan pemuaian zat padat dan pemuaian zat cair. Ada satu variabel yang sangat menentukan pemuaia zat gas yaitu tekanan.. Hukum yang menjelaskan tentang pemuaian zat gas yaitu:
a.    Hukum boyle
          Hukum boyle menyatakan bahwa “ tekanan suatu massa tertentu gas pada suatu konstan berbanding terbalik dengan volumenya.
P1. V1 = P2. V2
Keterangan: P = tekanan            1 = mula- mula
                   V = Volume            2 = akhir
b.    Hukum Charles
          Hukum Charles menyatakan perbandingan anytara volume dan suhu gas yang tetap, yaitu “ volume gas pada tekanan konstantaberbanding lurus dengan suhu mutlak gas tersebut”. Hal ini berarti, pada tekanan konstan, gas yang dipanaskan akan mengalami pertambahan volum.
V1 / T1 = V2 / T2
Keterangan: T = Suhu (K)                          V = Volume (m3)
c.    Hukum gay lussac
Selain hukum Boyle dan hukum Charles, proses pemuain gas juga dapat ditinjau dengan hukum Gay Lussac, yaitu “ tekanan mutlak suatu gas pada volume konstan berbanding lurus dengan suhu mutlak gas tersebut”.
  P1 / T1 = P2 / T2
d.   Hukum Boyle- Gay Lussac
Berdasarkan ketiga hukum tersebut, maka pemuain gas dapat dianalisis dengn persamaan gas ideal atau yang dikenai dengan Boyle- Gay Lussac berikut.
P1. V1/T1 = P2. V2/T2
Catatan:
 T harus dalam Kelvin
Contoh Pemuaian Jenis Pemuaian Zat 
a. Contoh Pemuaian Zat Pemuaian Zat padat
1. Rel Kereta Api yang bengkok karena panas
2. Kabel listrik/telepon yang lebih kendur ketika siang hari
3. Bimetal pada alat-alat listrik seperti pada setrika yang akan mati sendiri ketika sudah terlalu panas.
4. Pemuaian pada kaca rumah.
5. Mengeling Pelat Logam Umumnya dilakukan pada pembuatan container dan badan kapal besar.
6. Pemasangan Ban Baja pada Roda Lokomotif Dilakukan dengan cara memanaskan ban baja hingga memuai kemudian dipasangkan pada poros roda,setelah dingin akan menyusut dan mengikat kuat.
b. pemuaian  Zat Cair
1. Termometer Memanfaatkan pemuaian zat cair (raksa atau alkohol) pada tabung thermometer.
2. Air dalam panci akan meluap ketika dipanaskan. (selain dipengaruhi oleh konveksi kalor peristiwa ini juga dipengaruhi oleh pemuaian air)
3. pemuaian cairan merkuri pada termometer.
c. pemuaian zat Gas
1. Balon yang meletus terkena panas.
2. Roda kendaraan yang meletus terkena panas
2. Perubahan Wujud Zat
a.    Mencair ; perubahan wujud zat padat menjadi cair dengan memerlukan energi kalor, contohnya es dipanaskan, lilin dipanaskan dll.
b.     Membeku : perubahan wujud zat cair menjadi padat dengan melepaskan energi kalor, contohnya air didinginkan di lemari es
c.    Menguap : perubahan wujud zat cair menjadi gas dengan memerlukan energi kalor, contohnya minyak wangi, air dididihkan.
d.   Mengembun : perubahan wujud zat gas menjadi cair dengan melepaskan energi kalor, contohnya titik air dipagi hari pada tumbuhan, gelas berisi es bagian luarnya basah.
e.    Menyublim : perubahan wujud zat padat menjadi gas dengan memerlukan energi kalor, contohnya kapur baru ( kamper ), obat hisap dll
f.     Mengkristal / menghablur : perubahan wujud zat gas menjadi padat dengan melepaskan energi kalor, contohnya salju, gas yang didinginkan dll
     Dimana panas yang diperlukan oleh satuan massa suatu zat untuk mengubah fasenya disebut panas laten. Istilah panas laten yang dimaksud adalah nma kalor late yang khusus untuk suatu perubahan wujud tertentu. Istilah kalor laten khusus tersebut sebagai berikut:
a.    Melebur
Melebur adalah perubahan wujud zat dari padat menjadi cair. Zat padat berubah menjadi cair pada suhu tertentu yang disebut titik lebur zat. Jumlah kalor yang diperlukan untuk meleburkan suatu zat padat dipengaruhi oleh massa zat itu dan kalor leburnya. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
    Q= m.L         Keterangan: m =  massa zat (kg)
                                             L =   kalor lebur zat (J/kg)
                                                        Q = kalor  (J)               
b.    Menguap
Menguap  adalah perubahan wujud zat dari cair menjadi gas. Zat cair mendidih pada suhu tertentu disebut titik didih zat. Jumlah kalor yang diperlukan untuk menguapkan suatu zat cair dipengaruhi oleh massa zat itu dan kalor uap zat tersebut. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
    Q= m.U        Keterangan: m =  massa zat (kg)
                                             U =   kalor uap zat (J/kg)
                                                          Q = kalor  (J)             
Contoh :
500 gram es bersuhu 0oC hendak dicairkan hingga keseluruhan es menjadi air yang bersuhu 0oC. Jika kalor jenis es adalah 0,5 kal/goC, dan kalor lebur es adalah 80 kal/gr, tentukan banyak kalor yang dibutuhkan, nyatakan dalam kilokalori!
              Diketahui      m = 500 gram
                     L = 80 kalori/gr

Ditanya              Q             =…?
Dijawab             Q = (500)(80) = 40000 kalori = 40 kkal

sumber :http://sholihfikr.blogspot.co.id/2015/09/meteri-proses-pemuaian-zat.html


#materi_manubatang

Selasa, 03 Mei 2016

Latihan soal Tentang konversi suhu

  1. Berapa derajat °C suhu 95 °F?
  2. Suhu orang yang sedang sakit adalah 38 °C. Berapakah suhu tersebut dalam satuan °R?
  3. Suhu di kota Amsterdam adalah 20°R. Berapakah suhu tersebut dalam satuan °F?
  4. Berapa reamurkah suhu 35 °F?
  5. 93 °C = ...°R = ...°F
  6. 42 °C sama dengan berapa kelvin?
  7. Suhu sebatang besi adalah 74 °F. Berapakah suhu dalam satuan °C dan °K?
  8. Suhu temperatur AC sekarang ini adalah 24 °C. Berapakah suhu dalam satuan °R?
  9. Berapakah °R dan °K suhu 54,5 °C?
  10. Suhu air panas di Taman Air Ciater adalah 56,3 °C. Berapakah suhu dalam satuan °F?

suhu dan kalor

diambil dari kumpulantugasekol.blogspot.com
Temperatur adalah salah satu dari tujuh besaran pokok SI. fisikawan mengukur temperatur dalam skala kelvin yang unit satuannya disebut kelvin.
ketika alam semesta tercipta 13,7 trilliun tahun lalu, temperaturnya adalah sekitar K. seiring berjalannya waktu, temperatur alam semesta pun ikut mendingin dan sekarang diperkirakan telah mencapai 3K. suhu di bumi yang kita tinggali lebih hangat dari pada suhu diluar angkasa karena posisi bumi yang kita tinggali lebih hangat dari pada suhu di luar angkasa karena posisi bumi kita dekat dengan bintang, yaitu matahari. tanpa matahari, suhu di bumi akan sama dengan suhu lingkungan luar angkasa yaitu 3K (dengan kata lain, manusia tidak akan pernah ada).
sejauh ini, kita telah membahas skala kelvin, yang sering digunakan dalam penelitian ilmiah dasar. skala celcius adalah skala pilihan untuk penggunaan yang lebih populer, komersial dan masih berada dalam aturan ilmiah. suhu celcius diukur dalam derajat, dan derajat celcius memiliki ukuran yang sama dengan kelvin. namun, nol pada skala celcius nilainya digeser ke nilai yang lebih pasti dibandingkan dengan nilai nolo mutlak. jika Tc merupakan suhu celcius dan T suhu kelvin, maka :
sedangkan untuk hubungan antara skala celcius dan fahrenheit yaitu :
dimana dalah temperatur fahrenheit. konversi antara dua skala dapat dilakukan dengan mudah mengingat beberapa poin yang sesuai seperti titik beku dan titik didih air.

Beberapa temperatur yang berkaitan

temperatur
Titik didih air 100 212
temperatur tubuh normal 37 98.6
Temperatur sejuk 20 68
Titik beku air 0 32
Titik nol fahrenheit -18 0
persinggungan skala -40 -40
''sesungguhnya, titik didih air pada skala celcius adalah 99,975 dan titik bekunya adalah 0,00 maka, hanya ada selisih kurang dari 100 di antara dua titik itu.

Silahkan untuk siswa-siswa madrasah aliyah NU Batang untuk bisa mengerjakan soal latihan yang link nya ada di bawah ini
link latihan soal.

jika sudah mengerjakan latihan soal tersebut bisa di emailkan ke alamat email saya.

#materi_manubatang_fisika