Pemuaian zat
adalah peristiwa perubahan geometri dari suatu benda karena pengaruh panas
(kalor). Perubahan geometri meliputi bertambahnya panjang, lebar, maupun
volume. biasanya diiringi dengan kenaikan suhu zat.
Jenis-jenis pemuaian zat
1. Pemuaian Zat
Padat
Pemuaian zat padat merupakan peristiwa bertambah panjang, lebar,
atau volume suatu benda padat karena pengaruh panas (kalor).Contoh pemuaian zat
padat seperti pemuaian rel kereta.. Jenis-jenis Pemuaian Zat Padat Benda padat
pada prinsipnya mengalami pemuaian di semua bagian benda tersebut (volume) tapi
guna memudahkan mempelajarinya, pemuaian zat padat dibagi menjadi 3.
a.
Pemuaian Panjang
Pemuaian panjang adalah pertambahan panjang benda akibat pengaruh
suhu (1 dimensi). Contohnya pada kabel listrik yang terlihat lebih kendor di
siang hari jika dibanding pada pagi hari, itulah contoh dari pemuaian panjang. Besarnya
pemuaian zar tergantung pada konstanta muai panjang zat dan nilai konstanta
tersebut akan berbeda-beda untuk tiap zatnya. Alat yang digunakan untuk
menyelidiki pemuaian panjang berbagai jenis zat padat adalah musschenbroek.
Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh panjang mula-mula benda, besar
kenaikan suhu, dan tergantung dari jenis benda.
Rumus
pemuaian panjang
ΔL=
α .Lo. ΔT L = Lo + ΔL L - Lo = α .Lo. ΔT atau L = Lo (1 + α.ΔT).
ΔL = besarnya pemuaian panjang
Lo = panjang mula-mula
α= constant pemuaian
ΔT = selisih suhu
L= panjang setelah dipanaskan
Lo= panjang mula-mula
Contoh
soal :
Pemuaian
panjang Sebuah logam pada mulanya memiliki panjang 20 cm. Kemudian menerima
kalor dan suhunya naik sebesar 40 derajat. Jika koefisien muai panjang logam
tersebut adalah 0,001/oC Maka berapa panjang logam tersebut setelah suhunya
naik?
Jawab:
L = Lo (1 + α.ΔT) L = 0,2. (1+0,001.40) L = 0,2. (1+0,04) L = 0,2.1,04 = 0,208
b.
Pemuaian luas
Bila benda padat berbentuk
persegi panjang dipanaskan, terjadi pemuaian dalam arah memanjang dan arah
melebar. Dengan kata lain, benda padat mengaalmi pemuain luas. Pemuain luas
berbagi zat tergantung pada koefisien muai luas. Contohnya pada pemanasan
lempeng tipis logam. Lempeng tipis logam akan mengalami penambahan luas setelah
dipanaskan. Kemampuan suatu benda untuk mengalami pemuaian luas sangat
ditentukan oleh koefisien muai luas dilambangkan dengan β, Dengan nilai β = 2α.
Rumus Pemuaian Luas ΔA =
Ao.β.ΔT A = Ao + ΔA A = A0 (1+β.ΔT)
Ao = Luas Sebelum dipanaskan
A = luas setelah pemanasan
ΔA = penambahan luas
β = koefisien muai luas
ΔT= selisih suhu (kenaikan suhu)
Contoh
soal:
Pemuaian
luas sebuah lempeng logam mula-mula mempunyai luas 100 cm2 lalu menerima kalor
sehingga suhunya naik 50oC, jika koefisien muai panjang lempeng logam tersebut
adalah 0,001/oC. Maka berapa pertambahan luas lempeng logam tersebut?
Jawab ΔA = Ao.β.ΔT
ΔA = Ao.2α.ΔT
ΔA = 1.2.0,001.50
= 0,1 m2 c.
c.
Pemuaian Volume
Pemuaian volume sama juga dengan pertambahan atau pemuaian panjang
secara 3 dimensi. Karena itu muai volume sama juga dengan tiga kali muai
panjang. Pemuaian volume suatu zat tergantung pada koefisien muai volumenya γ
(gamma) dimana γ = 3α .
Rumus
pemuaian volum ΔV = Vo.γ.ΔT V= Vo + ΔV
V= Vo(1+γ.ΔT)
ΔV =
penambahan volume
Vo =
volume awal
ΔT =
kenaikan suhu
γ =
koefisien muai volume
Contoh
Soal
Pemuaian
Volume Sebuah kubus dengan rusuk 10 cm dan koefisien muai panjang 0,001/oC.tersebut
diberi kaalor sehingga suhu awalnya yang 30oC mejadi 80oC, berapakah
pertambahan volume dan volume akhir kubus tersebut?
Jawab:
ΔV = Vo.γ.ΔT
ΔV = 1000.3.o,oo1.(80-50)
ΔV = 150 cm2
V= Vo + ΔV V= 1000 + 50 = 1050 cm2
2.
Pemuaian Zat Cair
Pada zat cair pemuaian yang terjadi hanya pemuaian volume, tidak
ada pemuaian panjang dan luas. Ini terkait dengan sifat dar zat cair sendiri
yang bentuknya berubah-ubah sesuai dengan bentuk wadah yang ditempatinya. Coba
isi penuh sebuah panci dengan air kemudia panaskan, beberapa saat kemudian akan
ada air yang tumpah dari panci tersebut.Itulah salah satu contoh pemuaian zat cair. Rumus
pemuaian zat cair secara matematis rumus pemuaian zat cair sama dengan rumus
pemuaian volume pada pemuaian zat padat. Besarnya pemuaian zat cair ditentukan
dari koefisien muai volume nya ΔV =
Vo.b.ΔT dengan b adalah koefisien muai volume zat cair.
ΔV adalah penambahan volume
ΔT adalah selisih
suhu.
Contoh
soal:
Sebuah
panci berisi air penuh dengan volume 4 liter. Air dalam panci tersebut kemudian
dipanaskan sehingga mengalami kenaikan suhu sebanyak 80 oC. Berapakah volume
air yang akan tumpah dari panci tersebut? (koefisien muai air = 0,004/oC
Jawab
: Volume air yang tumpah sama dengan penambahan volume air akibat pemanasan,
jadi ΔV = Vo.b.ΔT ΔV = 4 liter.0,004.80 ΔV = 1,28 liter
3.
Pemuaian Zat Gas
Pemuaian Gas Gas juga megalamai pemuaian layaknya pada pemuaian zat
cair dan zat padat. Khusus untuk pemuaian zat ini agak berbeda dengan pemuaian
zat padat dan pemuaian zat cair. Ada satu variabel yang sangat menentukan
pemuaia zat gas yaitu tekanan.. Hukum yang menjelaskan tentang pemuaian zat gas
yaitu:
a.
Hukum boyle
Hukum boyle menyatakan bahwa “ tekanan suatu massa tertentu gas
pada suatu konstan berbanding terbalik dengan volumenya.
P1.
V1 = P2. V2
Keterangan:
P = tekanan 1 = mula- mula
V = Volume 2 = akhir
b.
Hukum Charles
Hukum Charles menyatakan perbandingan anytara volume dan suhu
gas yang tetap, yaitu “ volume gas pada tekanan konstantaberbanding lurus
dengan suhu mutlak gas tersebut”. Hal ini berarti, pada tekanan konstan, gas
yang dipanaskan akan mengalami pertambahan volum.
V1
/ T1 = V2 / T2
Keterangan:
T = Suhu (K) V =
Volume (m3)
c.
Hukum gay lussac
Selain
hukum Boyle dan hukum Charles, proses pemuain gas juga dapat ditinjau dengan
hukum Gay Lussac, yaitu “ tekanan mutlak suatu gas pada volume konstan
berbanding lurus dengan suhu mutlak gas tersebut”.
P1 / T1 = P2
/ T2
d.
Hukum Boyle- Gay Lussac
Berdasarkan
ketiga hukum tersebut, maka pemuain gas dapat dianalisis dengn persamaan gas
ideal atau yang dikenai dengan Boyle- Gay Lussac berikut.
P1.
V1/T1 = P2. V2/T2
Catatan:
T harus dalam Kelvin
Contoh
Pemuaian Jenis Pemuaian Zat
a. Contoh Pemuaian Zat Pemuaian Zat padat
1. Rel Kereta Api yang bengkok karena panas
2. Kabel listrik/telepon yang lebih kendur ketika siang hari
3. Bimetal pada alat-alat listrik seperti pada setrika yang akan
mati sendiri ketika sudah terlalu panas.
4. Pemuaian pada kaca rumah.
5. Mengeling Pelat Logam Umumnya dilakukan pada pembuatan container
dan badan kapal besar.
6. Pemasangan Ban Baja pada Roda Lokomotif Dilakukan dengan cara
memanaskan ban baja hingga memuai kemudian dipasangkan pada poros roda,setelah
dingin akan menyusut dan mengikat kuat.
b. pemuaian Zat Cair
1. Termometer Memanfaatkan pemuaian zat cair (raksa atau alkohol)
pada tabung thermometer.
2. Air dalam panci akan meluap ketika dipanaskan. (selain
dipengaruhi oleh konveksi kalor peristiwa ini juga dipengaruhi oleh pemuaian
air)
3. pemuaian cairan merkuri pada termometer.
c. pemuaian zat Gas
1. Balon yang meletus terkena panas.
2. Roda kendaraan yang meletus terkena panas
2. Perubahan Wujud Zat
a.
Mencair ; perubahan wujud zat padat menjadi cair dengan memerlukan
energi kalor, contohnya es dipanaskan, lilin dipanaskan dll.
b.
Membeku : perubahan wujud
zat cair menjadi padat dengan melepaskan energi kalor, contohnya air
didinginkan di lemari es
c.
Menguap : perubahan wujud zat cair menjadi gas dengan memerlukan
energi kalor, contohnya minyak wangi, air dididihkan.
d.
Mengembun : perubahan wujud zat gas menjadi cair dengan melepaskan
energi kalor, contohnya titik air dipagi hari pada tumbuhan, gelas berisi es
bagian luarnya basah.
e.
Menyublim : perubahan wujud zat padat menjadi gas dengan memerlukan
energi kalor, contohnya kapur baru ( kamper ), obat hisap dll
f.
Mengkristal / menghablur : perubahan wujud zat gas menjadi padat
dengan melepaskan energi kalor, contohnya salju, gas yang didinginkan dll
Dimana panas yang diperlukan oleh satuan
massa suatu zat untuk mengubah fasenya disebut panas laten. Istilah panas laten
yang dimaksud adalah nma kalor late yang khusus untuk suatu perubahan wujud
tertentu. Istilah kalor laten khusus tersebut sebagai berikut:
a.
Melebur
Melebur
adalah perubahan wujud zat dari padat menjadi cair. Zat padat berubah menjadi
cair pada suhu tertentu yang disebut titik lebur zat. Jumlah kalor yang
diperlukan untuk meleburkan suatu zat padat dipengaruhi oleh massa zat itu dan
kalor leburnya. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
Q= m.L Keterangan: m = massa zat (kg)
L
= kalor lebur zat (J/kg)
Q = kalor (J)
b.
Menguap
Menguap adalah perubahan
wujud zat dari cair menjadi gas. Zat cair mendidih pada suhu tertentu disebut
titik didih zat. Jumlah kalor yang diperlukan untuk menguapkan suatu zat cair
dipengaruhi oleh massa zat itu dan kalor uap zat tersebut. Secara matematis
dapat ditulis sebagai berikut:
Q= m.U Keterangan: m = massa zat (kg)
U =
kalor uap zat (J/kg)
Q = kalor (J)
Contoh :
500 gram es bersuhu 0oC hendak
dicairkan hingga keseluruhan es menjadi air yang bersuhu 0oC. Jika
kalor jenis es adalah 0,5 kal/goC, dan kalor lebur es adalah 80
kal/gr, tentukan banyak kalor yang dibutuhkan, nyatakan dalam kilokalori!
Diketahui m = 500 gram
L = 80
kalori/gr
Ditanya Q =…?
Dijawab Q = (500)(80) = 40000
kalori = 40 kkal
sumber :http://sholihfikr.blogspot.co.id/2015/09/meteri-proses-pemuaian-zat.html
#materi_manubatang